Selasa, 06 Juli 2010

CAG DAN CJL

CJL

Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka.

Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Luka terbuka

Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.

Luka Terbuka

Luka terbuka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya :

a. Luka lecet

Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata

b. Luka robek

Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.

c. Luka sayat

Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering merupakan kasus kriminal

d. Luka tusuk

Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.

e. Luka avulsi

Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang menempel.

f. Luka amputasi

Bagian tubuh tertentu putus.

2. Luka tertutup

Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya jaringan di bawah kulit.

Luka Tertutup

Luka tertutup yang sering ditemukan adalah :

a. Luka memar

Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan

b. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)

Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.

c. Luka remuk

Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.

Penutup dan Pembalut Luka

Penutup luka

1. Membantu mengendalikan perdarahan

2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut

3. Mempercepat penyembuhan

4. Mengurangi nyeri

Pembalut

Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain.

Fungsi pembalut

  1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
  2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
  3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.

Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.

Beberapa jenis pembalut

Ø Pembalut pita/gulung.

Ø Pembalut segitiga (mitela).

Ø Pembalut penekan.

Penutupan luka

Ø Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.

Ø Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.

Ø Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi

Pembalutan

Ø Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan untuk menghentikan perdarahan.

Ø Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.

Ø Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan korban

Ø Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.

Ø Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.

Ø Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh.

Ø Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.

Penggunaan penutup luka penekan

Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya :

  1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.
  2. Beri bantalan penutup luka.
  3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
  4. Balut.
  5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).

Perawatan luka Terbuka

1. Pastikan daerah luka terlihat

2. Bersihkan daerah sekitar luka

3. Kontrol perdarahan bila ada

4. Cegah kontaminasi lanjut

5. Beri penutup luka dan balut

6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah

7. Tenangkan penderita

8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi

9. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Perawatan Luka Tertutup

Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam

Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :

Ø Berikan kompres dingin (misalnya kantung es)

Ø Balut tekan

Ø Istirahatkan anggota gerak tersebut

Ø Tinggikan anggota gerak tersebut

Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.

Perawatan luka dengan benda asing menancap

Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan menancapnya benda asing adalah sebagai berikut :

1. Stabilkan benda yang menancap secara manual.

2. Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak pernah boleh dicabut

3. Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan jelas.

4. Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap

5. Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai variasi misalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.

6. Rawat syok bila ada

7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.

8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

PENDARAHAN

Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan terlihat ada di luar tubuh.

Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir langsung keluar tubuh.

Perdarahan luar

Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak.

Perawatan untuk Perdarahan luar

a. Tekanan Langsung

b. Elevasi

c. Titik Tekan

d. Immobilisasi

Menggunakan Torniket

Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.

Perdarahan dalam

Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.

Luka Bakar

Sebab :

v Panas

v Kimia

v Listrik

v Radiasi

burn

PENGGOLONGAN

Berdasarkan dalamnya luka bakar dibagi menjadi :

1. Luka bakar superfisial (derajat satu)

Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas saja (epidermis).

Ditandai dengan kemerahan, nyeri dan kadang-kadang bengkak

2. Luka bakar derajat dua (sedikit lebih dalam)

Meliputi lapisan paling luar kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu. Luka bakar jenis ini paling sakit , ditandai dengan gelembung-gelembung pada kulit berisi cairan, bengkak, kulti kemerahan atau putih, lembab dan rusak.

3. Luka bakar derajat tiga

Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan organ dalam. Luka bakar ini paling berat dan ditandai dengan kulit biasanya kering, pucat atau putih, namun dapat juga gosong dan hitam.Dapat diikuti dengan mati rasa karena kerusakan saraf. Daerah disekitarnya nyeri. Berbeda dengan derajat satu dan dua luka bakar derajat tiga tidak menimbulkan nyeri

Penatalaksanaan luka bakar

· Keamanan keadaan

· Keamanan penolong dan orang lain

1. Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus sekurang-kurangnya selama 20 menit

2. Buka pakaian dan perhiasan

3. Lakukan penilaian dini

4. Berikan pernapasan buatan bila perlu

5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar

6. Tutup luka bakar dengan penutup luka dan pembalut longgar, jangan memecahkan gelembungnya. Bila yang terbakar adalah jari-jari maka balut masing-masing jari tersendiri

7. Upayakan penderita senyaman mungkin

Penanganan Luka Bakar secara umum :

  • Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.
  • Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih.
  • Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat gunting sekitarnya, jangan memaksa untuk melepas bagian yang melekat tersebut.
  • Lakukan penilaian dini. Atasi semua masalah yang mengancam jiwa. Bila ada berikan oksigen sesuai protokol.
  • Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik.
  • Hitung derajat, luas permukaan tubuh terkena lokasi luka bakar dan faktor komplikasi. Jangan lupa cari kemungkinan cedera lain.
  • Tutup luka bakar. Gunakan penutup luka steril atau lembaran penutup luka bakar steril sekali pakai, jangan memecahkan gelembung. Jangan gunakan lemak, salep, cairan antiseptic atau es pada luka bakar.
  • Jika luka bakar mengenai mata, pastikan kedua mata ditutup. Bila yang terbakar jari-jari maka masing-masing jari dibalut terpisah.
  • Jagalah suhu tubuh penderita dan rawat cedera lain yang perlu.
  • Rujuk ke fasilitas kesehatan.

CAG

CAG biasanya yang terjadi pada tulang dan persendian

1. tulang

Gejala dan tanda patah tulang

Mengingat besarnya gaya yang diterima maka kadang kasus patah tulang gejalanya dapat tidak jelas. Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang :

  1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Seing merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Cara yang paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi yang sehat.
  2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.
  3. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera.
  4. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera tersebut).
  5. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.

Pembagian Patah Tulang

patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu :

  1. Patah tulang terbuka
  2. Patah tulang tertutup

2. Persendian

Pada Persendian yang terjadi biasanya adalah TERKILIR SENDI, URAI SENDI

Urai sendi

Urai sendi adalah suatu cedera pada sebuah sendi dan ligamen sekitarnya

Ujung-ujung tulang salh tempat yang membuat gerakan sukar dan amat nyeri.

Gejala dan tanda :

Bengkak, Kelainan bentuk, Nyeri di sendi, Hilang gerakan, Nyeri tekan

Terkilir sendi

Terkilir sendi adalah pergengan atau robeknya tendo, ligamen dan pembuluh darah sekitar sendi.

Gejala tanda :

Bengkak, Memar, Nyeri

Pembidaian

Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian namun dalam penanganan urai sendi&terkilir sendi juga dapat dilakukan dengan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.

Tujuan pembidaian

  1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.
  2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
  3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah(imobilisasi).
  4. Mengurangi rasa nyeri.
  5. Mempercepat penyembuhan

Beberapa macam jenis bidai :

  1. Bidai keras.

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.

Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

  1. Bidai traksi.

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.

Contoh : bidai traksi tulang paha

  1. Bidai improvisasi.

Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.

Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

  1. Gendongan/Belat dan bebat.

Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.

Contoh : gendongan lengan.